CATATAN JALANAN
Malam itu begitu indah. Saat kuhirup alam perjumpaan. Pada sang malam yang menggantungkan harapan bersua. Aku miris mendengar teriakan hati. Karena hati
Namun setiap detik adalah perihal yang kini dirasa dari sekian waktu yang hilang. Di antara kita ada naluri membisik, akankah hari itu
Malam terus menyusur celah-celah perjalanan dalam sekelumit perselingkuhan, kebohongan, idealisme, dan harapan. Dan akankah sebuah perwujudan kembali menjadi sempurna.
Mentari nampaknya telah menyambut kekilauan yang terpancar dari raut muka penuh harap. Naluripun mengikuti perjalanan hati, meskipun dalam berat yang menemani. Aku adalah semangat itu, kini semakin terbentuk oleh persoalan yang dibuat. Dalam luka dan desahan nafas menyerabut harapan-harapan yang mulai hilang. Terpesona ku buat terpaku bersama detik-detik penuh cemas. Kau tergeletak dalam keakuan yang kau tanam.
Dalam sejungkal sanubari memanggil.
Embun mulai bicara, meretak letih yang belum berbalut. Dingin mencekik kedekilan malam yang menyapu esok, melambai terpaan angin , merubah gelap menjadi menyingsing. dalam dekapan, pagiku terjaga pada cakrawala subuh penuh harap. Detik-detik semakin hanyut oleh rasa kantuk yang mesti ditahan. O..hanyalah bayang yang mengantarku bertahan. Ocehan sampingku terasa kaku menandai kehampaan pagi dini menyambut subuh. Aku merintih tegak, menyisir kantuk yang semakin kuat.
Kuat adalah harapan hingga detik-detik perjalanan memanggil dan mengajakku menuju seberang. Oh masihkah waktu mengantarku pada pelataran di mana aku akrabkan diriku dengan belaian dan tangisan kasih sayang. Ayah…ku memanggilmu, belai dan ciumi keningku. Seraya rindu mencengkramku dari ketiduranku tengah malam. Pagi itu merangkulku pada kepolosan dan ketidaktahuanku.
Pulanglah , jangan terlalu lama kau tersipu. Aku letih menunggu.
………….Ku salin sedikit kata ini dari dalam HP ku ..saat ku terpuruk dalam sebuah perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar