Selamat Datang di Blog Numpang Lewat

Selamat Datang di Blog Numpang Lewat
Trims, anda telah bergabung dan berkunjung di blog ini
Blog ini adalah wadah untuk berbagi pengalaman, menuangkan ide-ide, serta sebagai ajang kreativitas para bloger yang mau berpartisipasi dan menyumbangkan pikirannya melalui blog ini.

Kamis, 17 September 2009

Percik 3

Nikmatnya Dahagaku


By kecenk


Seperti biasa, pagi hari si pengemis tua itu berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya. Banyak pengalaman yang dimiliki oleh si pengemis tua itu. Ada bermacam-macam karakter yang pernah dihadapinya, dari yang sabar sampai yang jahat, dari yang sopan bahkan banyak dari sekian karakter yang cuma mencaci makinya.

Ketika si pengemis mendatangi rumah mewah, ia mengucap salam dan meminta uang recehan atau apapun bentuknya yang akan diberikan pemilik rumah itu, asalkan ikhlas. Tidak disangka saat ia mulai mengetuk pintu, tiba-tiba anjing galak pemilik rumah menghardiknya. Si pengemis tua itupun seketika kaget kepalang tanggung. Tidak hanya itu si pemilik rumahpun tersentak oleh lolongan anjingnya. “Ada apa?”, sahutnya kaget. “Pagi-pagi sudah mengajak ribut?”, tambahnya. “Siapa yang datang?”, tanyanya lagi. Namun yang membuat si pengemis tambah kaget lagi, si pemilik rumah keluar, ketika melihat pengemis tua itu, si pemelik rumah langsung memarahinya bahkan mencaci makinya. “Aduh, maafkan saya, pak?”, pintanya. “Bukan maksudku untuk mengganggu ketenangan bapak”, celetuknya lagi. “Aku ingin meminta sebagian rejeki bapak seikhlasnya untuk melepas dahagaku nanti saat berbuka pak”. “Wah…wah cuma minta-minta saja bikin kaget aku saja”. “Sudah pergi sana, tidak ada uang receh untukmu”, sembari mendorong si pengemis tua.

“Aduh pak, sekali lagi maafin saya”. “Sudah sana, kamu semakin membuat aku emosi saja”. “ Sabar pak, bukankah sekarang bulan puasa, aku yakin bapak puasa”. “Walah……kok semakin menggurui ya”.. “Atau ku lepaskan anjingku ini untuk mengusirmu!”..

“Oh, jangan pak……terima kasih banyak atas sambutannya”. “Aku permisi dan sekali lagi minta maaf atas semuanya”. “ Ya ..sudah sana”, celanya.

Si pengemis tua itu meneruskan perjalanannya. Beberapa menit kemuian, ia kelihatan lelah. Sampai di perempatan jalan ia meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat secukupnya. Tanpa sadar ia ketiduran, dan menjelang sore hari ia terbangun dari tidurnya. Ia pergi ke masjid untuk sholat ashar dan sekedar mengusap wajahnya dengan air wudhu. Selesai sholat ia mampir ke warung untuk membeli sebotol air untuk bekal berbukanya.

Di sisi lain, si pemilik rumah ingin pergi ke Mall, sekedar membeli camilan untuk berbuka. Sebelum sampai di Mall, tepatnya di perempatan saat si pengemis tua beristirahat , tiba-tiba ada anak muda yang dengan kencangnya mengendarai motornya. Seketika itu juga si pemilik rumah kaget, dan terpelanting, terkapar pingsan di sudut perempatan di mana si pengemis tua sedang duduk istirahat. “Astagfirullah3x”, sahutnya kaget. Oh bukankah ini si pemilik rumah yang mencaciku. Lalu bergegas si pengemis tua itu menolong si pemilik rumah itu. di basuhnya mukanya dengan air bekal berbukanya. Saat sadar, ia langsung memberi minum si pemilik rumah itu. Tiba-tiba si pemilik rumah itu kaget, melihat si penolong itu ternyata orang yang dicaci makinya.

Lalu si pemilk rumah itu minta diceritakan tentang kejadian itu. Tanpa ragu si pengemis tua itu bercerita. Ia mengatakan bahwa si pemilik rumah tidak sadarkan diri. Lalu ia membopongnya dan membasuhkan air bekal berbuka itu ke mukanya dengan ikhlas. Subhanallah…… air itu telah menyadarkan bapak atas ijin Allah. Oh…terima kasih banyak ya…..dan maafkan perlakuanku padamu waktu itu.

Si pemilik rumah, langsung pergi meninggalkan si pengemis tua. “Si pemilik rumah berpesan, suatu hari aku akan mengundangmu untuk datang ke rumahku.”, pintanya sambil bergegas.

“O .. ya… terima kasih atas undangannya.

Beberapa menit kemudian, adzan maghrib berkumandang, saat berbuka pun sudah mulai diperbolehkan. Tanpa sadar, si pengemis tua itu membuka bekalnya, untuk mengambil sebotol air. “Oh ….. air itu kan sudah, aku basuhkan ke muka si pemilik rumah itu sehingga ia sadarkan diri dari pingsannya”. Subhanallah ………seketika itu juga si pengemis tua berucap….. terima kasih ya rabb, Kau telah memberikan nikmat-Mu kepadaku. Inilah nikmat dahagaku yang pernah aku rasakan.

Kemudian si pengemis itu bergegas ke masjid untuk sholat maghrib. Namun tanpa ia sadari, masjid itu telah menyediakan ta’jil dan minuman sebelum sholat untuk membatalkan puasa. Alhamdulillah3x……. ya rabb, terima kasih banyak telah Kau lipatkan nikmat-Mu atas dahagaku . Aku bersujud dan selalu rindu atas nikmat-nikmat-MU yang lain.yang akan Kau berikan dengan kebesaran-MU ya rabb.. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Palembang, 17 September 2009)






Selasa, 15 September 2009

Percik 2

Lelaki Itu Bernama Cinta

kecenk


Saat hujan mulai reda, pelataran becek terguyur derasnya air hujan, seketika itu juga ada seorang pejalan kaki terpeleset jatuh, berlumuran tanah. Di pojok gang ada sepasang mata lentik memandang jauh ke depan tertuju pada si pejalan kaki tersebut. “Aduh, kasihan benar pejalan kaki itu”, celetuknya. “Aku heran, mengapa tiba-tiba si pejalan kaki itu terjatuh lemas tanpa sebab apapun?”, kata gadis si mata lentik. Aku jadi penasaran dibuatnya.

Lalu si mata lentik itupun menghampiri pejalan kaki, dan seketika itu juga dia terperanjat kagum melihat wajah si pejalan kaki itu, tatkala tanah yang menutupi wajahnya mulai luntur oleh guyuran air hujan. “Bolehkah aku menolong mu, sobat”, sahut si mata lentik. “Oh dengan senang hati aku menerima pertolonganmu si gadis lentik,” sambut si pejalan kaki. Si Mata lentik pun langsung berdegup jantungnya, mendengar suara si pejalan kaki yang merdu dan menusuk hatinya. Oh..mimpikah ini, sahut si mata lentik dalam hati. Sambil menjulurkan tangannya, si mata lentik mulai melirik ketampanannya. Oh....”bolehkah aku tau namamu”, tanya dia. “Ehm”, jawab si pejalan kaki. “Seberapa pentingkah arti sebuah nama bagimu?”, sanggahnya. Ya kalau boleh aja.

Selang beberapa menit, si pejalan kaki itu menjawab, namaku adalah seperti rasa yang ada dalam hatimu. Ketika itu hamparan langit mulai gelap, tetes hujan begitu lebatnya dan guyuran air hujan telah membawamu dan membisikanmu tuk menghampiri dan menjulurkan tanganmu ke mukaku. Oh….alangkah romantisnya kata-kata itu, celetuk si mata lentik.

Matamu yang lentik seolah memberi isyarat itu kepadaku. Kau begitu mempesona dengan prilaku yang spontanitas kau tawarkan. Langit terasa kagum dan tersenyum, memandang gemerlap air matamu yang bercahaya. Kau begitu indah, hingga degup jantungmu semakin berdebar dan kau gaungkan suara hatimu di pelataran di mana aku bersimpuh lumur dan guyuran air hujan.

Itulah rasa dan gambaran namaku, seandainya kau ingin tau dan menggalinya.

Oh…..benarkah itu

Kau lah cinta yang selama ini aku cari

Jadi kaulah lelaki itu

Lelaki yang bernama CINTA………….

Palembang, 15 Sept 2009 (coretan: ide spontanitas)




Percik 1

Ramadhanku, Ramadhanmu, dan Ramadhan Kita Semua

By Amin Mulyanto


Ramadhan adalah bulan di mana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya, maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka…. (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al- Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani)..

Subhanallah 3x, mengkaji kutipan di atas bahwasanya, ramadhan memberikan warna yang hakiki kepada kita sebagai umat manusia. Mengawali ramadhan dengan niat yang ikhlas dalam hati yang khusyuk. insyaallah rahmat itu akan kita dapatkan dan segala pintu kenikmatan lahir dan batin akan selalu terbuka bagi kira semua. Tidak hanya itu kesungguhan hati dalam menjalankan ramadhan membawa kita pada maghfirah (ampunan) sehingga akhirnya kita terbebas dari api neraka.

Mendasari hal-hal tersebut, tentunya setiap umat mempunyai sudut pandang yang berbeda. Namun sebenarnya Allah menginginkan kita untuk se-ideal mungkin melaksanakan perintah-Nya, karena janji Allah tidak akan ingkar. Sangatlah beruntung bagi umat yang bisa melaksanakan ramadhan dengan sebaik-baiknya. Ramadhan mendidik umat manusia untuk menjadi lebih baik, namun dalam pelaksanaanya manusia mempunyai kecenderungan-kecenderungan bahkan bisa dikategorikan sebagai tingkatan-tingkatan manusia dalam menjalankan ibadah ramadhan.

Puasa ramadhan merupakan sarana latihan bagi umat manusia untuk menjadi lebih baik dan berupaya untuk beribadah seikhlas-ikhlasnya untuk sang pencipta (yang mempunyai rahmat). Ramadhan mempunyai makna berdasarkan pemahaman individu dan berdasarkan tingkatan keimanan kepada-Nya. Bagi kita, puasa ramadhan hanyalah sekedar menahan makan dan minum dari imsak sampai bedug maghrib selama sebulan penuh. Sebagian yang lain mungkin lebih tidak dari sekedar menahan makan dan minum.

Berangkat dari pemahaman dan keimanan masing-masing, proses pencapaian itu apakah mutlak akan diijabahi oleh Allah? Sebagai umat muslim tentunya kita serahkan semuanya pada Allah, yang terpenting adalah aku, kamu, dan kita semua menjalaninya sebagai amal ibadah, rasa tunduk, dan patuh kita kepada-Nya. Dan dengan ramadhan sebagai proses menuju keridhoan-Nya dapat memberikan pelajaran yang hakiki bagi kita semua. Wallahualam bi shawab. ( Palembang, 14 Sept 2009)

Senin, 31 Agustus 2009

Sisi-Sisi

Bila Cakrawala Meronta

Diterpa badai kala fajar menyingsing
Penuhi ruangan dengan kepulan asap mesin
Menderu bising pekakan telinga
Riakpun masih memecah buih

Kala malam menggantungkan wajah
Memadati sekeping ruang yang tak lagi kosong
Hanyalah amarah selimuti mimpi
Membagi antara suka dengan keikhlasannya

Wajah-wajah mulai cemberut
Saksikan kekakuan dan kehinaan
Dalam setitik desah keceriaan
Membagi antara dua perihal

Akankah cakrawala mulai bosan
Hingga serakkan suara sapaannya
Akankah cakrawala kembali tersenyum
Karena ulah semakin tak dikompromikan

Batas pun membagi diri
Jadikan kepingan-kepingan harapan
Dan membiarkan esok berjalan
Karena cakrawala sudah mulai tak berkedip

Oleh muka-muka masam
Yang tak lagi bisa tersenyum bebas
Oleh keakuan-keakuan kaku
Yang tak lagi bisa lepaskan desahannya
Oleh bisikan-bisikan palsu
Yang tak bergeming oleh suara kejujuran
Oleh mata-mata lentik
Yang tak lepas dari intaian jaman

Dan biarlah cakrawala tetap berjalan meniadakan rontanya demi sebuah mimpi…..

Palembang, 31 Agustus 2009

Jumat, 10 Juli 2009

Renungan 2

Sambutlah Asa Mu yang Tertinggal

Takbir itu telah memanggil, berkumandang, mengundang para pejalan kaki, pedagang, dan mahluk seisi dunia tuk sejenak berlabuh, menyelaraskan hati dan jiwa dalam dekap kekuasaanNya. Tersadar ataupun tidak, detik penuh harap atas prilaku manusia seolah ditelan rasa khusyuk, membagi dua perihal keimanan dan kemunafikkan. Adakalanya manusia berlomba mencari kebenaran atas prilakunya, memaki dirinya bahkan memaki-maki setiap perjumpaan yang dilaluinya.

Sejenak berpikir, menerawang segala sudut pandang yang ada, ternyata membangkitkan argumentasi-argumentasi mentah tanpa arah, oleh karena dominasi verbal, idealisme, dan arogansi para pencari kebenaran. Itulah hidup, yang harus dilalui dengan segala daya dan kekuatan manusia, demi sebuah pemaknaan yang lebih. Problematik kultural, peradaban manusia, teknologi, perubahan alam, dan lain sebagainya menjadi saksi bisu pergolakkan.

Sejarah peradaban manusia yang utuh, kembali menyiratkan guratan kronologis peristiwa, dari satu dekade ke dekade berikutnya. Yang terjadi adalah mampukah kita bertahan, menyusuri setiap jengkal peristiwa yang kita lalui. Ataukah kita hilang, hanyut dalam buaiannya bersama asa yang telah kita bangun.

Keyakinan utuh, dapat membangkitkan asa, menerobos setiap kendala-kendala yang ada, untuk menentukan arah dan mencapai tujuan yang lebih baik. Namun, apakah pondasi sebuah asa itu sudah kita rancang dengan etika-etika yang jauh lebih baik, di mana antara keimanan dan kemunafikan akan selalu berbenturan.

Manusia yang berlomba menangkap kebenaran semakin tipis, kalau asa menjadi rebutan antar pribadi-pribadi yang hampa. Oleh karena itu, siapkan asa ……….dan sambutlah asa hingga tak ada lagi kata tertinggal.


Palembang, 10 Juli 2009

Kamis, 09 Juli 2009

Renungan

Dalam Dzikir


Bersimpuh peluh dalam renungan kalbu

Menetes perih air mata penyesalan

Sekujur tubuh rebah dalam desahan dzikir panjang

Meniti jejak peradaban manusia akhir jaman

Tertindih sepi menjulang harapan

Dari sekian waktu yang hilang

Sedetik cemas dalam pencarian

Makna diri atas karuniaNya

Berjalan menyusuri lorong jiwa

Kusut menyeruak sesal

Dari dosa-dosa lalu

Untuk diungkapkan

Ya rabb

Adalah sebuah jawaban

Atas diri manusia berlumur

Rentetan panjang segala persoalan

Lantunan syahdu

beriring dalam sebuah pertaubatan

Tertuju pada yang maha dari segala maha

Atas segala yang ada

LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (tiada daya dan upaya. kecuali dengan pertolongan ...


Palembang, 7 Juli 2009

Watch Out

Waspadalah !!!!!

Kan ku jaring semua angan
Hingga tertangkap makna dan arti
Kan ku jaring semua mimpi
Hingga berubah menjadi kenyataan
Kan ku pasang telingga
Dari setiap pembicaraan
Hingga ku dengar bisikan yang paling terkecil
Kan ku pasang mata
Dari setiap pojok persembunyian
Hingga ku lihat lipatan-lipatan tipisnya
Dan semua itu tetap kan ku…………………….
Dari kan ku……………..
Hingga kan ku…………………..


Palembang, 7 Juli 2009