Selamat Datang di Blog Numpang Lewat

Selamat Datang di Blog Numpang Lewat
Trims, anda telah bergabung dan berkunjung di blog ini
Blog ini adalah wadah untuk berbagi pengalaman, menuangkan ide-ide, serta sebagai ajang kreativitas para bloger yang mau berpartisipasi dan menyumbangkan pikirannya melalui blog ini.

Rabu, 05 Maret 2008

PERGUMULAN SASTRA DALAM KACAMATA DUNIA PENDIDIKAN

Sastra merupakan wahana apresiasi para seniman, pelajar, pendidik, dan orang/ lembaga terkait yang mempunyai kepedulian pada perkembangan karya sastra. Namun, dalam perkembangannya banyak sekali kita menemui kendala baik dari segi positif maupun negatif. Suatu hal terbaru justru dengan adanya kendala-kendala itu muncul banyak jenis karya sastra. Karya sastra itu bahkan memblooming, kalau boleh kita meminjam istilah tersebut.

Banyak pemerhati sastra, pengamat sastra, dan pelaku sastra menjadi pusing dengan perkembangan itu. Terkadang mereka bingung memilah jenis ataupun aliran yang bermunculan. Semua yang diciptakan merupakan aliran mereka sendiri, artinya mereka bebas memberi nama aliran atau jenis tanpa mengacu pada salah satu konsep sastra yang ada.

Memang bagi sebagian besar pelaku sastra, hal itu tidak terlalu mengganggu mereka untuk tetap berkarya. Ada imej bahwa karya yang baru dan sulit dicerna adalah karya yang bermutu dalam sastra. Apalagi didukung dengan label best seller.

Kilas balik sastra terdahulu (sastra lisan), sepertinya telah mengalami perputaran 360 derajat. Ini dapat kita lihat dari semakin hilangnya penutur sastra lisan tersebut. Kalaupun ada itu hanya segelintir orang yang mempunyai kepedulian akan kekayaan budaya suatu bangsa. Contoh dari sekian sastra daerah/lisan yang mengalami perputaran tersebut adalah cerita Malin Kondang, Bawang Merah dan Bawang Putih, dan cerita-cerita lisan lainnya.

Pengaruh dari perkembangan karya sastra di era sekarang ini mengacu pada komersialisasi (pangsa pasar). Bahkan sastra lisan yang dituturkan dari mulut ke mulut yang kita kenal keaslian dan alur ceritanya, sekarang ini mulai mengalami pergeseran atau perubahan dari segi alur, latar bahkan strukturnya. Dunia pendidikan setidaknya mencermati realitas yang terjadi. Pelaku-pelaku sastrapun sebagian kecil memprotes dan yang sebagian lagi mengikuti arus perkembangan yang terjadi. Lalu bagaimanakah dengan pendidikan yang sudah kita ajarkan kepada anak didik kita? Apakah mereka tetap mengikuti cerita yang mereka kenal dulu? Ataukah anak didik kita dipaksa memahami perkembangan yang ada? Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi dunia pendidikan untuk mencari jalan terbaik bagi perkembangan pendidikan anak.

Pergumulan sastra ternyata membawa babak baru bagi perkembangan dunia pendidikan sekarang ini. Kurikulum pendidikan tetap harus dijalankan sesuai dengan sistem pendidikan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Para pendidik setidaknya harus tanggap dan mencermati hal tersebut, sejalan dengan metode ajar yang ditawarkan kepada siswa untuk memahami materi yang diajarkan khususnya sastra.

Para pendidik terkadang memberikan pemahamam pada siswa mengenai perkembangan sastra, namun sebagian pendidik bingung dengan materi pengajaran yang akan diterapkan. Berhasilkah dunia pendidikan menerapkan metode pengajaran sejalan dengan pergumulan sastra yang membawa pengaruh terhadap perkembangan sastra tersebut? Jawabannya masih seputar kurikulum pendidikan.

Memang kurikulum pendidikan tidak seratus persen mewakili kebutuhan pendidikan. Namun metode yang ditawarkan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang ada dewasa ini berdasarkan periode waktu yang dicanangkan. Sehingga perlu bagi para pendidik untuk menambah keahlian diluar kurikulum yang ditawarkan.

Mengacu pada keterampilan dan kreatifitas seorang pendidik, sekiranya hal-hal tersebut akan teratasi. Wajib atau tidak bagi seorang pendidik bukan jawaban yang harus dilontarkan, tetapi menjadi bahan acuan yang tepat dalam mengatasi perkembangan tersebut.

Tidak ada komentar: