Selamat Datang di Blog Numpang Lewat

Selamat Datang di Blog Numpang Lewat
Trims, anda telah bergabung dan berkunjung di blog ini
Blog ini adalah wadah untuk berbagi pengalaman, menuangkan ide-ide, serta sebagai ajang kreativitas para bloger yang mau berpartisipasi dan menyumbangkan pikirannya melalui blog ini.

Rabu, 05 Maret 2008

PUISI RAMADHAN

Puisi ramadhan ini merupakan perenungan hati dan introspeksi diri penulis dalam menjalani kewajibannya sebagai seorang muslim. Ramadhan adalah sarana pembersihan hati seorang muslim demi mencapai ke ridhoan Nya. Dalam perenungan dan introspeksi diri ini, penulis mencoba memaknai arti hidup di bulan ramadhan melalui ungkapan kata yang tertulis dalam bait-bait puisinya. Ada 10 puisi yang penulis tulis di bulan suci ramadhan 2005 lalu, namun sebelum penulis mencetak puisi tersebut, file dan komputer terkena virus. Dari ke sepuluh puisi tersebut, ada 2 puisi yang terselamatkan dan tercetak. Harapan penulis, puisi yang tersisa ini bisa menambah inspirasi bagi pengunjung blog ini dan bisa menambah kreatifitas penulis dalam berkarya. Semoga Allah selalu menyertai dan mengabulkan doa kita. Amin.
Ruh
Dalam hening ku tafakur menunggu malam
Bergelanyut bersama sapa angin
Dikejauhan nampak mencekam
Pada jiwa yang selalu diam
Suasana semakin sunyi
Menjelang pertengahan malam menepis
Rindu akan kebebasan pagi
Terasa menunggu kejaran waktu
Sampaiku ditegur oleh putih suara sayup
Sajadah tergerai lurus pada sudut kiblat
Dan ku tersadar dari mimpi
Haruskah ku guyur badan ini dengan kebesaran air suciMu?
Pada akhirnya ku lenggang oleh waktu yang menyapa
Terima kasihku selalu, ku wujudkan
Bersama kebesaran Ya Rabbi
Yang selalu membawa Nur dikedalaman jiwa ini
Palembang, 7 okt 2005
Pengertian Ruh di kutip dalam Menyinari Relung-Relung Ruhani (Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi), Mizan, Bandung, 2002, h 36.:
  • Suatu jisim (jasad) halus yang berasal dari rongga jantung, yang menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh nadi, persis seperti cahaya sebuah lentera yang memenuhi suatu ruangan.
  • Jisim halus yang dapat mengenal dan memakai, yang disebutkan Allah dalam ayat, mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ruh itu urusan Tuhanku (QS Al Isra’ 17:85)
Ruh adalah urusan Allah SWT, jasad seseorang dikendalikan oleh ruh dan ruh memberikan jalan terang kemana kita akan menemui Nya. Agar seseorang dapat melihat dan menemui Nya tentunya orang tesebut harus memahami ruh dalam dirinya, karena ruh adalah pembuka jalan terang bagi sekalian umat manusia menuju sang pencipta.
Dalam keheningan, ruh membawa seseorang pada suatu keadaan yang sunyi, senyap dan tenang. Kondisi hening merupakan kondisi yang baik untuk berinteraksi, bertafakur memohon pada sang kholik. Malam adalah gambaran ketentraman jiwa yang menunggu datangnya petunjuk ilahi.
Pengembaraan ruh membawa jiwa ke dalam kesunyian untuk bercengkrama, merenungi hati secara mendalam. Di saat suasana hati tersiram oleh air penghidupan yang lebih berarti. Hatipun terasa sejuk dan gemetar mendengar asma Nya.
Untuk mencapai itu semua tentunya hanya Allah SWT yang bisa mengabulkannya. Manusia hanya berusaha untuk selalu ingat asma Nya, bermunajat, memenuhi perintah Nya, menyucikan diri untuk beribadah kepada Nya demi mencapai mimpi-mimpi (tujuan hidup) sampai akhir hayatnya.
Perjalanan waktu terus bergulir, oleh karena itu seseorang harus senantiasa patuh, mengguyur wajahnya dengan air suci (wudhu dan sholat) sehingga ruh akan selalu memberi Nur / cahaya dalam jiwanya. Nur/cahaya yang selalu menerangi dan menyelimut jiwa seseorang untuk mencari jalan yang di ridhoi Nya.
Jiwa
Terdampar
Dalam ketegangan batiniah insan
Mengucil lubuk sanubari
Yang bersemayam di atas katulistiwa hidup
Meredup seraya sayup-sayup terlontar
Lirih
Menggema dikedalaman
Menjelma laksana buih-buih
Membasahi kepekaan
Berontak dalam secuil harap
Jiwa
Terasa sunyi namun pasti
Bak angkasa raya memayungi bumi
Batin
Yang menemani langkah
Sang jiwa yang terus tersenyum
Menyapa diri
Pada intisari waktu
Terus bersemayam dikedalaman
Yang semakin dalam
Hening
Palembang, 10 Okt 2005
Pengertian Jiwa di kutip dalam Menyinari Relung-Relung Ruhani (Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi), Mizan, Bandung,2002, h 36.:
  • Prinsip yang menyatukan daya amarah dan daya nafsu,”jiwa yang selalu memberikan kejahatan” (al nafs ala ammarah bi al-su).·
  • Jiwa dan esensi manusia (dzat), yang dirujuk sebagai ammarah bi al-su, lawwamah, atau muthma’innah, bergantung pada keadaannya dalam hubungannya dengan Tuhan.
Jiwa yang tak tenang akan mudah diombang-ambingkan, oleh karena itu dalam menjalani hidup ini tentunya yang harus dipersiapkan dan ditata adalah jiwa.
Manusia yang tertata jiwanya akan mampu dan tenang dalam menghadapi segala cobaan hidup. Dalam perjalanan hidup, terkadang jiwa mempengaruhi emosi seseorang, sehingga wajar apabila emosi itu mengalami pasang surut, meskipun lambat namun pasti.
Kalau manusia bisa menata hati / jiwanya, tentunya ketenangan dan kenyamanan akan selalu menyertainya bak angkasa raya memayungi bumi.
Jiwa yang tertata akan membuat seseorang selalu tersenyum (ceria) karena secara otomatis batinnya akan terasa nyaman dan tenang menjalani kehidupan ini dengan segala permasalahannya.
Wujud dari semua itu adalah seseorang akan lebih pandai memaknai arti hidup yang sesungguhnya, sehingga terasa tenang dan tentram menjalaninya.

Tidak ada komentar: